Menurut Sari, korban banjir mengalami kendala ketika mengelola bantuan bahan mentah tersebut karena hingga saat ini bantuan air bersih dan listrik belum ada.
"Sudah sering menghubungi pihak terkait dalam hal air bersih tapi sampai saat ini belum datang bantuannya,” ujarnya.
Belum adanya bantuan berupa air bersih serta genset sementara untuk menyalakan listrik juga membuat pengungsi tidak bisa membersihkan rumah dari lumpur setinggi pinggang orang dewasa meskipun sudah ada sumbangan karbol 20 liter per RT.
"Air sudah surut, tinggal lumpur sepinggang. Tidak bisa apa-apa karena belum ada air bersih dan penyedot lumpur," kata Yaya, warga Rawajati yang mengungsi di bawah flyover.