HONG KONG – China menyebut aksi pedemo di Bandara Hong Kong yang awalnya berjalan damai berujung bentrok dengan polisi sudah seperti teroris.
Massa pro-demokrasi kembali melakukan unjuk rasa di Bandara Hong Kong pada Selasa (13/8) mengakibatkan pihak otoritas bandara membatalkan semua penerbangan. Polisi membubarkan demonstran dengan menggunakan bubuk merica dan gas air mata, serta menahan lima orang.
The brutal beating and illegal restraint of a reporter by the protesters at the #HongKong airport Tuesday night is “no difference to terrorists,” and their actions already went beyond the bottom line of humanity: The Liaison Office of the Central People’s Government in HK #香港 pic.twitter.com/hNFYbB3OAS
— Global Times (@globaltimesnews) August 14, 2019
Global Times tabloid milik Partai Komunis, partai berkuasa di China mengunggah salah wartawannya yang ditahan oleh pedemo di Bandara Hong Kong.
“Pemukulan brutal dan penahanan ilegal seorang wartawan oleh para pemrotes di Bandara HongKong Selasa malam adalah tidak ada beda dengan teroris, dan tindakan mereka sudah melampaui nilai kemanusiaan,” demikian pernyataan Kantor Penghubung Pemerintah China di Hong Kong mengutip Global Times, Rabu (14/8/2019).
Baca juga: Kendaraan Militer China Konvoi Menuju Kota Dekat Hong Kong
Baca juga: Pertemuan Aktivis Pro-Demokrasi Hong Kong dengan Pejabat Konsulat AS Munculkan Kecurigaan
Protes massa pro-demokrasi telah berlangsung selama berminggu-minggu. Dimulai dengan kemarahan massa pada RUU ekstradisi dan berubah menjadi tuntutan untuk kebebasan yang lebih besar.
Hong Kong memiliki kebebasan pers dan independensi peradilan di bawah prinsip "satu negara, dua sistem" tapi kebebasan itu dikhawatirkan oleh para aktivis semakin terkikis.
Para pedemo menyerukan penyelidikan independen atas kebrutalan polisi selama protes, penarikan penuh RUU ekstradisi, dan pengunduran diri pemimpin Hong Kong Carrie Lam.
(Rachmat Fahzry)