Pengakuan Pria Vietnam yang Menjadi Petani Ganja di Inggris

Rachmat Fahzry, Jurnalis
Kamis 17 Oktober 2019 09:07 WIB
Cuong Nguyen, pria Vietnam petani ganja di Inggris. (Foto: AFP/Manan Vatsyayana)
Share :

Cuong mengatakan dia harus bekerja sendiri, tinggal di rumah dan bergantung pada makanan mingguan yang diberikan oleh bosnya.

"Saya bangun pagi, makan nasi dan menyiapkan makanan untuk tanaman saya, meletakkannya di bawah lampu selama dua jam dan menyiraminya," kenang Cuong, rutinitasnya yang biasa-biasa saja diselingi oleh rasa takut ditangkap.

Itu adalah pengaturan umum, rumah yang disewa atau dibeli di pinggiran kota yang tidak mencolok dan diubah menjadi operasi narkoba.

Polisi juga merusak pertanian ganja di kandang anjing, pub, rumah sakit yang ditinggalkan dan bahkan bekas bunker nuklir.Banyak pertanian ganja dijalankan oleh orang Vietnam.

Sekitar 12 persen dari semua narapidana ganja di negara itu adalah Asia Tenggara, lapor AFP mengutip Dewan Kepolisian Nasional.

Butuh enam bulan bagi polisi untuk muncul di lingkungan Cuong.

Karena panik, dia mengumpulkan sebanyak mungkin tanaman ke dalam kantong sampah dan melarikan diri. Tapi itu tidak lama sebelum dia kembali dalam bisnis, menumbuhkan ganja di sebuah hotel dekat Bristol.

Dia memperoleh pendapatan hampir USD19.000 (sekira 269 juta). Pendapatan yang besar jika dibandingkan kerja di kampungnya tetapi bosnya menuduh Cuong menipu, mengambil pendapatan dari penjualan ganja.

Kerja paksa

Sebagian besar migran dari Vietnam berasal dari provinsi-provinsi tengah yang miskin. Banyak dari mereka pergi ke Inggris, mengirim uang tunai ke kampung untuk dibelikan mobil baru, sepeda motor dan renovasi rumah.

Tetapi perjalanan itu tidak murah.

Penyelundup mematok harga hingga USD40.000 (sekira (Rp567 juta) untuk dokumen perjalanan dan tiket pesawat, biasanya ke Eropa timur lalu dilanjutkan perjalanan darat ke ke Inggris.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya