“Awalnya induknya mati. Setelah saya cari dokter hewan, babi lainnya ikut mati. Semuanya sudah saya kubur dan tidak tahu penyebabnya apa,” katanya, Selasa 11 Februari 2020 seperti dikutip Balipost.
Senada diungkapkan peternak, Nyoman Trisna Heriawan. Tiga ekor babi dewasa miliknya mati mendadak. Babi dengan berat rata-rata 100 kilogram tersebut menyebabkan dirinya merugi Rp7 juta.
“Awalnya tidak mau makan, padahal sudah dikasi pakan hijauan dari kangkung dicampur dedak. Pakan dari limbah tidak pernah kami berikan,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Made Sumiarta, mengatakan kematian babi belum dipastikan karena virus African Swine Fever (ASF). Penyebab kematian masih menunggu uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar.
“Hanya uji lab yang bisa memastikan,” katanya.
(Arief Setyadi )