BEIJING – Respons beragam dilontarkan warga dunia terhadap Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Seperti halnya sejumlah warga Beijing, China, yang ditemui oleh South China Morning Post. Beberapa malah mengejek lambannya penghitungan suara.
Seorang pria bernama Yang terang-terangan mengatakan itu bukan pemilihan umum, melainkan sebuah kekacauan. Menurutnya, hal tersebut kontradiktif karena selama ini AS seperti selalu mengajarkan masyarakat negara lain untuk berperilaku.
“Itu bukan pemilu, itu kekacauan. Jika Anda menonton berita, yang Anda lihat hanya protes, warga negara yang marah, dan politikus yang melontarkan hal-hal tidak masuk akal. Mereka berpikir adalah yang terbaik di dunia,” ungkap Yang, dikutip dari SCMP, Sabtu (7/11/2020).
Pernyataan senada dilontarkan Zhang. Ayah dari seorang mahasiswi di AS itu tidak percaya butuh waktu lama untuk menghitung surat suara. Menurutnya, baik Joe Biden mau pun Donald Trump, AS tidak akan berubah karena dikuasai oleh kapitalis.
Baca juga: Donald Trump Pindah Negara jika Kalah, Mau ke Mana?
“Tidak masalah Biden atau Trump yang menang, partai politik AS selalu dikontrol oleh kapitalis. Saya ingin putri saya kembali, tetapi tidak bisa karena wabah ini sungguh berbahaya,” ujar Zhang.
Sementara itu, menurut Peter Dai, dirinya sempat mengikuti dengan antusias proses pemilihan di awal pekan ini. Namun, seiring waktu berjalan, seorang manajer di perusahaan Jepang itu mulai bosan dengan perkembangan penghitungan suara.