Menurut media pemerintah, tim penyelamat berharap untuk menarik para penambang keluar melalui lorong berdiameter 711 milimeter. Pada Kamis (21/1) siang, tim penyelamat telah mengebor 18 meter ke dalam lubang tambang tetapi puing-puing berat dapat memperlambat upaya penyelamatan.
Kekhawatiran tuga terus berkembang karena para penambang tidak bisa dihubungi. Beberapa pekerja di ruangan itu mencoba membantu tim penyelamat menemukan rekan mereka yang hilang dengan menggunakan laser pointer dan pengeras suara, tetapi mereka tidak mendapat tanggapan.
Tim penyelamat juga telah mengebor saluran yang lebih kecil ke bagian lain dari tambang dan menurunkan larutan nutrisi dan cara lain untuk mendeteksi pernapasan atau gerakan, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan yang ditemukan.
Media pemerintah China mengatakan dibutuhkan waktu 15 hari untuk mencapai para penambang yang terperangkap itu.
Petugas penyelamat dilaporkan pertama kali mendengar suara ketukan dari mereka yang terjebak pada 17 Januari, diikuti dengan suara tarikan tali besi. Pada Senin (25/1), penambang bisa mendapatkan catatan untuk penyelamat. Xinhua mengutip catatan yang mengatakan “Kami sangat kelelahan dan sangat membutuhkan obat perut, obat penghilang rasa sakit, pita medis, obat anti peradangan eksternal, dan tiga orang memiliki tekanan darah tinggi.”
Diketahui, ledakan dan kematian tidak jarang terjadi di tambang China. Pada September tahun lalu, setidaknya 16 pekerja di barat daya China tewas setelah mereka terperangkap di bawah tanah di tambang batu bara dan terpapar karbon monoksida dalam tingkat yang tidak aman.
Pada 2016, puluhan pekerja dipastikan tewas setelah ledakan gas di tambang batu bara di kota Chongqing.
(Susi Susanti)