Khaled al-Asaad mengabdikan lebih dari 50 tahun hidupnya untuk Palmyra, yang terletak di sebuah oasis di Gurun Suriah di timur laut Damaskus. Arkeolog yang sangat dihormati itu pensiun sebagai kepala situs barang antik pada 2003, tetapi dia terus melakukan penelitian di sana sampai wilayah itu jatuh ke tangan ISIS.
Tiga dari putra dan menantunya, yang juga arkeolog, melarikan diri ke ibu kota dengan membawa ratusan artefak berharga dari museum di kota modern terdekat, Tadmor, ketika para militan mendekat.
Tetapi Asaad bersikeras bahwa dia tidak akan meninggalkan rumahnya.
"Saya dari Palmyra," katanya, "dan saya akan tetap tinggal di sini bahkan jika mereka membunuh saya."
BACA JUGA: PBB: Peretas Korut Curi Lebih dari Rp4 Triliun untuk Bayar Senjata Nuklir