Kisah Orang-Orang Korea Selatan yang Diperbudak di Tambang Korea Utara

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 26 Februari 2021 07:00 WIB
Ilustrasi kisah perbudakan orang Korsel di tambang batubara Korut (Foto: Kim Hye-Sook)
Share :

  • 'Kami selalu lapar'

Pejabat Korut tampaknya telah mengizinkan tawanan perang beberapa aspek kehidupan normal di dalam kamp pertambangan. Mereka memberikan kewarganegaraan kepada para penambang pada tahun 1956. Sebagian besar, pada saat itulah mereka tahu bahwa mereka tidak akan pulang.

Semua orang yang kami wawancarai diizinkan dan bahkan didorong untuk menikah dan memiliki anak. Tapi Kim yakin ini juga ada tujuan.

"Mereka mengatakan kepada kami untuk memiliki banyak anak. Mereka perlu mempertahankan tambang tetapi orang-orang meninggal setiap hari. Ada berbagai kecelakaan setiap hari. Jadi mereka menyuruh kami memiliki banyak anak. Tapi tidak ada cukup makanan dan tidak ada popok, dan lain lain - jadi meskipun Anda melahirkan seorang anak, sulit untuk membesarkan mereka secara sukses,” terangnya.

Kim dibebaskan dari kamp penjara pada 2001 sebagai bagian dari amnesti di seluruh negeri, dan akhirnya melarikan diri dari Korea Utara dengan menyeberangi sungai dekat perbatasan dengan China.

Dia memutuskan untuk membuat sketsa ilustrasi dari 28 tahun di tambang, dan mengatakan itu membantunya mengatasi beberapa mimpi buruknya, dan menunjukkan kepada orang lain apa yang telah dia alami.

Kelaparan adalah masalah konstan bagi semua orang yang kami wawancarai dan juga didokumentasikan dalam laporan NKHR.

"Sehari tidak berlalu tanpa kelaparan. Kami selalu lapar. Satu kali makan sehari, kami tidak tahu orang lain makan tiga kali sehari. Kami diberi nasi berbiji panjang, yang terus membengkak dan basah kuyup," kata Kim.

Seorang mantan tawanan perang memberi tahu kami bahwa meskipun mereka sakit, mereka harus pergi bekerja.

"Kalau tidak masuk hari kerja, tiket makannya bisa diambil," tambahnya.

Penambang diberi kuota untuk dipenuhi, katanya kepada saya, diperkirakan sekitar tiga ton antrasit (sejenis batu bara keras) per hari oleh laporan NKHR. Tidak memenuhi kuota itu bisa berarti tidak ada tiket makan yang berarti akan kelaparan.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya