Tercepat di Dunia, India Salurkan 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dalam 85 Hari

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 12 April 2021 13:30 WIB
Vaksin Covid-19 (Foto: EPA)
Share :

  • Bagaimana pelaksanaan vaksinasi?

India memulai program vaksinasi pada 16 Januari lalu. Namun saat itu vaksinasi terbatas untuk petugas kesehatan dan pekerja garis depan.

Pekerja di bidang sanitasi juga menjadi kelompok warga India pertama yang menerima vaksin.

Mulai 1 Maret lalu, kriteria penerima vaksin diperluas untuk orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang berusia antara 45-59 tahun tapi memiliki penyakit lain.

Tahap ketiga vaksinasi kemudian diperluas untuk semua orang yang berusia di atas 45 tahun dan memenuhi syarat menerima vaksin. Tahap ketiga ini dimulai 1 April lalu.

Regulator dan pengawas obat di India sebelumnya memberikan lampu hijau untuk dua vaksin. Yang pertama adalah yang dikembangkan AstraZeneca dengan Universitas Oxford, yaitu Covishield.

Satu vaksin lainnya adalah Covaxin, yang diproduksi perusahaan India Bharat Biotech.

Beberapa kandidat vaksin lainnya saat ini berada pada tahap uji klinis.

India juga terus berupaya membendung lonjakan kasus baru. Belum lama ini mereka menghentikan sementara semua ekspor vaksin virus corona Oxford-AstraZeneca, yang dibuat produsen vaksin terbesar di India, Serum Institute of India (SII).

Pekan ini SII menyebut kapasitas produksi mereka "sangat tertekan" dan "belum mampu memasok vaksin ke setiap warga India".

SII berkata telah menyediakan 65-70 juta dosis setiap bulan ke India dan mengekspor total dosis yang hampir sama sejak memulai produksi awal pada tahun 2021.

Perusahaan itu berencana meningkatkan produksi vaksin hingga 100 juta dosis dalam sebulan. Namun mereka mengatakan target itu belum akan tercapai sebelum akhir Juni.

Mereka beralasan masih harus memperbaiki kerusakan fasilitas produksi di Kota Pune yang terbakar Januari silam.

Para ahli percaya India harus meningkatkan vaksinasi di daerah dengan penularan tinggi dan di lima negara bagian yang menggelar pemilu demi mencegah penyebaran virus corona.

Murad Banaji, seorang pakar matematika di Middlesex University London, yang meneliti dan memantau pandemi, berharap vaksinasi dapat mengendalikan gelombang kedua di India.

"Tapi pada kecepatan saat ini vaksinasi akan berdampak kecil untuk memperlambat penyebaran dalam satu atau dua bulan," ujarnya.

"Jika menargetkan kelompok yang paling rentan, vaksinasi mungkin akan mengurangi jumlah rawat inap dan kasus kematian lebih cepat,” lanjutnya.

Bhramar Mukherjee, seorang ahli biostatistik di Universitas Michigan, menilai India perlu memberikan 10 juta suntikan vaksin setiap hari, alih-alih berpuas diri dengan 3 juta dosis sehari.

"Saya frustasi bahwa India tidak meluncurkan program vaksinasi secara lebih agresif saat kurva masih dalam keadaan sulit," terangnya.

"Jauh lebih mudah untuk melakukan vaksinasi ketika infeksinya tidak terlalu tinggi. Sekarang kapasitas perawatan kesehatan terbagi antara menyalurkan vaksin dan menjalankan perawatan pasien Covid-19,” jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya