Penduduk dua desa Thailand yang dekat dengan perbatasan juga telah mengungsi, Juru Bicara kementerian Tanee Sangrat mengatakan dalam sebuah pengarahan, dengan 220 orang mencari perlindungan lebih dalam di wilayah Thailand untuk keselamatan.
"Situasi telah meningkat sehingga kami tidak bisa kembali," kata Warong Tisakul, 33, seorang warga desa Thailand dari Mae Sam Laep, sebuah pemukiman, sekarang ditinggalkan, di seberang pos tentara Myanmar yang diserang minggu ini.
"Petugas keamanan tidak mengizinkan kami, kami tidak bisa kembali."
Bentrokan hebat juga terjadi di utara Myanmar antara pasukan pemerintah dan pemberontak etnis Kachin.
Media melaporkan banyak korban di antara pasukan pemerintah dalam beberapa hari terakhir, tetapi juru bicara kelompok pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin mengatakan dia tidak dapat mengkonfirmasi angka apapun.
"Akan ada korban di kedua belah pihak karena ada pertempuran," kata Juru Bicara Naw Bu melalui telepon.
Karen, Kachin dan beberapa kelompok pemberontak lainnya telah mendukung para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang telah turun ke jalan di kota-kota di seluruh negeri untuk menentang kembalinya kekuasaan militer.
Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 759 pengunjuk rasa sejak kudeta, kata kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Reuters tidak dapat memastikan jumlah korban.
Militer telah mengakui kematian beberapa pengunjuk rasa, terbunuh setelah mereka memulai kekerasan, katanya. Beberapa anggota pasukan keamanan tewas dalam protes itu, kata militer.
(Rahman Asmardika)