Bahasa Siulan yang Bangkit dari Ancaman Kepunahan, Bagaimana Caranya?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Minggu 01 Agustus 2021 07:53 WIB
Bahasa siulan yang terancam punah (Foto: Richard Franks)
Share :

SPANYOL - Masyarakat di La Gomera, pulau kecil di Samudra Atlantik yang masuk wilayah Spanyol, menggunakan siulan sebagai alat komunikasi. Cara itu pernah hampir punah dan sekarang masuk kurikulum wajib di sekolah. Bagaimana warga melestarikan keunikan tersebut?

Di tebing terjal Barranco de Ávalo, sebuah jurang di Pulau Canary kecil La Gomera, dua anak berusia 12 tahun sedang mempraktikkan Silbo Gomero mereka, bahasa siulan lokal.

Selama beberapa menit yang memikat, kicauan mendayu dari mereka yang bernama Irún Castillo Perdomo dan Angel Manuel Garcia Herrera bergema di sekitar ngarai tandus dan membumbung ke udara seperti elang yang terbang.

Mereka ditemani oleh pensiunan pengajar bahasa Silbo Gomero berusia 70 tahun, Eugenio Darias, yang kakeknya dulu memiliki dan bekerja di tanah yang sama.

Dia mengatakan percakapan siulan anak laki-laki itu mirip dengan percakapan yang mereka lakukan melalui pesan teks atau di taman bermain.

(Baca juga: Ketika Ikan Kecanduan Sabu-Sabu)

Tetapi fokusnya adalah pada enam suara pembeda yang membentuk bahasa siulan yang dilindungi di La Gomera.

Berkat Darias, bahasa siualan yang pernah terancam punah itu telah menjadi mata pelajaran wajib sejak 1999 - dan hampir semua 22.000 penduduk dapat memahaminya selain bahasa ibu mereka yaitu bahasa Spanyol Canarian.

"Penting untuk memberi siswa gagasan bahwa mereka benar-benar dapat menggunakannya jika mereka perlu, seperti bahasa lain, tetapi juga bahwa itu tidak perlu untuk penggunaan sehari-hari," kata Darias, yang mempelopori program pembelajaran Silbo Gomero.

"Tujuan kami adalah agar anak-anak dapat percaya diri menggunakannya bersama-sama. Yang penting, memiliki siulan yang dilindungi dalam kurikulum wajib untuk mencegah dari kepunahan,” lanjutnya.

Menurut jurnalis siaran lokal Francisca Gonzalez Santana, bahasa siulan setidaknya terdapat di "70 tempat".

(Baca juga: Kota di China Ini Dilanda Covid-19 Delta di Tengah Pemulihan Bencana Banjir)

"Di Turki, misalnya, siulan dimulai 500 tahun yang lalu selama Kekaisaran Ottoman," katanya.

"Lalu kemudian menyebar ke seluruh wilayah Laut Hitam; dan di Meksiko, kita masih dapat menemukan komunikasi melalui siulan dalam bahasa Spanyol – Chinantec,” terangnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya