JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan bahwa kerja kolosal dibutuhkan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia mengatakan bahwa seluruh elemen masyarakat harus saling besinergi guna membangkitkan perekonomian Indonesia agar pandemi bisa segera terlewati.
“Ini kerja colosal, di sisi pemerintah siapkan sistem, sisi masyarakat kurangi mobilitas. kita harap dengan cara seperti itu masyarakat bisa syukuri, hari ini mungkin masih berat, kenapa? Ekonomi belum bangkit lagi, masa pandemi berat dijalani, nanti diceritakan nyaman pak. Tapi jalaninya berat, sesudah nanti ekonomi gerak lagi, mudah mudahan kita bisa tengok masa ini dan kita harap bahwa kita kerja sama untuk kendalikannya,” ujar Anies dalam penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin Ke-47 di Balai Kota (25/8/2021).
Anies menyebut, indikator keberhasilan penanggulangan Covid-19 bukan dilihat dari foto melainkan pada data grafik yang terbangun dengan akurat.
“Sejarah menunjukkan panjang, tengok bagaimana peristiwa itu direcord, tidak pakai foto, pakai grafik, keberhasilan penanganan pada grafik, bukan pada foto, kalau kita bangun data yang benar dan akurat, penanganan akan beres,” kata Anies.
Dia menyebut penanganan Corona harus menggunakan kinerja yang otentik, bukan menggunakan kosmetik pake touch up.
“Saya sering sampaikan kepada teman teman di jajaran, kalau pandemi begini, jangan andalkan foto, publikasinya bukan di foto, karena itu saya Sering bilang, jangan tangani covid ini cosmetical, pakai action untuk representasi tidak bisa,” tambahnya.
“Kalau sekarang kita lihat grafik jakarta, naik cepat turunnya cepat, tracing banyak sesudah itu pengendalian pergerakan penduduk alhamdulillah ini kolaborasi semua orang mg jakarta sehingga setalh jalan 2-3 minggu lalu mulai turun, turunnya curam artinya penambaham kasus baru nya tidak banyak,” sambungnya.
Ia mengatakan bahwa penilaian terhadap penanganan Covid-19 harus berdasarkan data bukan foto.
“Kalau gambarnya lompat kan kasusnya banyak, semua tempat alami hal yang sama, bedanya terdeteksi atau tidak. Kalau hari ini terdeteksi 10, besok 20, lalu 40, 80, 160 maka grafik akan nampak lurus, tapi kalau terdeteksi 10 lalu 12, 14 lalu kelihatannya landai. Nanti teman teman bisa lihat, setelah pandemi terlewati, mana yang lurus langsung turun, mana yang melandai, dari situ kelihatan ada sistem yang responsif dan irresponsive. Karena penilaian tidak lagi dari foto, tidak bisa, tapi dari data, Jakarta insha allah ikhtiarkan itu,” tuturnya.