Geger Pohon Keramat di Gua Pangeran Mangkubumi, Kayunya Diambil Tertimpa Bala

Solopos.com, Jurnalis
Senin 20 September 2021 13:01 WIB
Foto: Solopos
Share :

SRAGEN- Gua persembunyian Pangeran Mangkubumi di Desa Gebang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah, menyimpan beragam kisah misteri. Di dekat gua itu tumbuh pohon wawungan yang juga dikeramatkan oleh warga setempat.

(Baca juga: Operasi Patuh Jaya 2021, Polisi Bidik Pembalab Liar dan Knalpot Bising)

Pohon tersebut berada di atas batu keramat yang konon tidak bisa dipindahkan. Dahulu sempat ada warga sekitar yang mengambil sebagian batang kayu dari pohon itu untuk dipakai membuat gagang cangkul.

Akan tetapi, sesaat setelah mengambil kayu itu, warga tersebut jatuh sakit. Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, batang kayu itu akhirnya dikembalikan ke lokasi awal.

Saat ini, pohon wawungan itu sudah lapuk dimakan usia. Kendati begitu, tidak ada warga sekitar yang berani menggunakan batang pohon itu sebagai kayu bakar. Saat ini, kayu dari pohon wawungan itu teronggok di seberang jalan.

(Baca juga: Peringatan Rapat Raksasa Ikada, Anies: Momentum Rakyat Bersatu Hadapi Pandemi)

“Kami akan membawa batang kayu itu ke lokasi semula. Kayu itu tidak boleh diseret, tetapi harus diangkat supaya tidak patah,” ujar Tumin, 55, warga sekitar dilansir sloops, Senin (20/9/2021).

Saat ini, gua kuno yang konon pernah menjadi persembunyian Pangeran Mangkubumi di Dukuh Gebangkota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah dikembangkan menjadi objek wisata baru. Konon, gua yang terebengkalai selama puluhan tahun itu mampu menampung warga sekampung.

Gua tersebut berlokasi tepat di bawah pohon beringin itu memiliki dua mulut. Mulut gua pertama berdiameter sekitar 50 cm, sementara mulut gua kedua memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan tinggi sekitar 1 meter. Antara mulut gua pertama dan kedua tidak terhubung.

“Gua ini memiliki sejarah terkait asal usul dari Kabupaten Sragen. Gua ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi dari kejaran pasukan Belanda. Supaya situs bersejarah ini tidak hilang dimakan usia, kami akan merawatnya dan mengelolanya menjadi objek wisata baru. Harapannya, objek wisata itu nanti bisa berdampak baik bagi perekonomian warga sekitar,” papar Suroto, tokoh masyarakat desa setempat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya