ZIMBABWE - Faith dan teman-teman remajanya yang lain duduk di luar di bawah sinar matahari yang cerah sambil menunggu sesi Taekwondo mereka dimulai, di Epworth, sebuah kota kecil di tenggara Harare tengah, Zimbabwe.
Putranya dan bayi dari ibu remaja lainnya bermain bersama di tanah sementara para ibu menunggu instruktur mereka.
Mereka berbicara dengan nada rendah tentang keadaan yang menyebabkan kematian Anna Machaya yang berusia 15 tahun saat melahirkan pada Juli lalu, yang sebelumnya ada kesalahan pada laporan media dalam mengidentifikasinya sebagai Memory Machaya, 14 tahun.
(Baca juga: PBB Kutuk Pernikahan Anak-Anak Usai Seorang Gadis Meninggal Setelah Melahirkan)
"Saya mendengar kematiannya dengan sangat terkejut. Bagaimana jika itu saya? Saya merasa beruntung masih hidup karena saya melahirkan di rumah itu. Apa pun bisa terjadi," terang Faith.
Machaya meninggal saat melahirkan pada Juli di kuil Gereja Kerasulan Johanne Marange, kata polisi Zimbabwe pada Agustus lalu. Dia menikah dengan salah satu anggota gereja, Hatirarami Momberume yang berusia 26 tahun. Hingga saat ini, CNN tidak dapat menghubungi pengacara suaminya.
(Baca juga: Terlalu, Anak Gadis 13 Tahun Dipaksa Menikah Dengan Lelaki 48 Tahun)
Kematiannya telah memicu protes di Zimbabwe. Sebuah petisi menentang pernikahan anak telah berhasil mengumpulkan ribuan tanda tangan, dan banyak pegiat berharap kasusnya akan mengungkap praktik pernikahan anak yang sudah dilarang di negara itu tetapi masih terus berlanjut, meskipun ada ancaman tindakan hukum.
Dilansir dari CNN, Faith dan anak-anak lainnya yang sudah menikah, enggan nama mereka terungkap karena tidak ingin dikucilkan saat berbicara kepada media.
Pernikahan dini dan kurangnya kualifikasi sering membuat gadis-gadis muda hidup menderita dan miskin.
Faith mengatakan kepada CNN bahwa orang tuanya memaksanya menikah dengan pria berusia 26 tahun setelah putus sekolah pada usia 15 tahun.