Ini bukan kali pertama pertandingan kriket mengundang respons yang kuat.
Pada 2014, 60 mahasiswa asal Kashmir di Uttar Pradesh dituduh melakukan penghasutan karena membela tim Pakistan atas India. Tuduhan itu belakangan dicabut setelah ada rekomendasi hukum dari kementerian hukum.
Kriket selalu mendapat tempat yang besar bagi para warga India, namun survei dari Pew Research Center menemukan bahwa kini hanya sedikit mayoritas dari warga dewasa negara itu (56%) yang merasa penting untuk mendukung tim kriket nasional agar dipandang sebagai warga India yang sejati.
"Sejak kapan ada hukum yang menyatakan bahwa mendukung tim kriket lawan adalah kejahatan?" tanya Sharda Ugra, seorang jurnalis kriket dan pengamat sosial.
"Apakah orang asal India di Inggris dan Australia harus ditahan karena mendukung India? Ini jelas merupakan perpecahan agama yang disengaja yang diprovokasi kedua pihak,” lanjutnya.
Ada juga contoh lain yang mencerminkan situasi serupa.
Pada 2016, seorang warga Pakistan diketahui sebagai penggemar kapten kriket tim India, Virat Kohli. Dia ditahan setelah menaikkan bendera India sebagai penghormatan atas idolanya.
Bicara soal kriket, fanatisme memuncak di India dan Pakistan.
Namun, penahanan yang terjadi belakangan ini di India mengejutkan banyak pihak, yang merasa bahwa kebebasan berekspresi telah menurun pesat.
(Susi Susanti)