Sejumlah warga, yang terperangkap dalam apartemen mereka, memecahkan jendela untuk mencari udara segar dan memasang handuk basah di bawah pintu.
Seorang pria yang diselamatkan oleh petugas damkar mengaku bahwa ia sempat mengabaikan bunyi alarm kebakaran karena begitu seringnya alarm palsu berbunyi di tempat itu.
Sebagian warga "tidak bisa menyelamatkan diri karena volume asap," kata Nigro.
Petugas pemadam kebakaran “menemukan korban di setiap lantai dan membawa mereka keluar karena serangan jantung dan gangguan pernafasan,” ujar Nigro. Ditambahkannya, “ini belum pernah terjadi di kota kami. Kami memperkirakan akan ada banyak korban jiwa.”
Nigro membandingkan kebakaran dahsyat itu dengan kebakaran klub Happy Land yang menewaskan 87 orang pada 1990 ketika seorang laki-laki membakar gedung itu setelah bertengkar dengan mantan pacarnya dan diusir keluar dari klub itu.
(Rahman Asmardika)