Latihan perang – yang dijadwalkan berlangsung hingga 20 Februari mendatang – dilakukan menyusul peningkatan jumlah tentara Rusia secara bertahap di sekitar Ukraina, yang menurut perkiraan AS telah mencapai 130.000 tentara yang dikelompokkan dalam puluhan brigade tempur.
Para pemimpin Barat bolak-balik berkunjung ke Moskow untuk tetap membuka jalur komunikasi, memberi Rusia kesempatan untuk menyampaikan keluhannya tentang ekspansi NATO ke Eropa timur dan negara-negara bekas Soviet.
Kiev mengecam latihan perang itu sebagai "tekanan psikologis". Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut latihan itu sebagai "isyarat yang sangat keras".
(Susi Susanti)