Dalam panggilan telepon itu, Putin juga menuduh radikal Ukraina menciptakan "provokasi" di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporozhskaya "dengan keterlibatan kelompok sabotase."
Seperti diketahui, baku tembak di PLTN Zaporozhskaya Ukraina pada 4 Maret lalu memicu kekhawatiran dan tuduhan di seluruh dunia bahwa Rusia mempertaruhkan risiko bencana nuklir. Kiev dan Moskow saling menuduh memprovokasi situasi.
“Upaya untuk menyalahkan militer Rusia atas insiden ini adalah bagian dari kampanye propaganda sinis,” kata Putin, menurut pernyataan dari Kremlin.
Putin mengatakan keamanan fisik dan nuklir PLTN Zaporozhskaya dijaga oleh pasukan Rusia bekerja sama dengan keamanan dan personel Ukraina. Dia menambahkan bahwa pasukan Rusia tetap mengendalikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl – lokasi bencana nuklir terbesar di sejarah.
“Semua ini dilakukan untuk mengecualikan kemungkinan provokasi yang penuh dengan konsekuensi bencana oleh neo-Nazi atau teroris Ukraina,” kata Kremlin.
Sementara itu, Macron menggarisbawahi pentingnya solusi yang dinegosiasikan "yang sepenuhnya dapat diterima oleh Ukraina" dan berbagi keprihatinannya atas dugaan "serangan yang akan segera terjadi" di kota Odessa.
Putin mengumumkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” pada 24 Februari. Dia menegaskan perlu segera dilakukan “demiliterisasi” dan “denazifikasi” Ukraina dan untuk melindungi keamanan republik Donbass dan keamanan nasional Rusia sendiri. Barat menanggapi serangan terhadap Ukraina dengan menjatuhkan sanksi berat terhadap Moskow yang mencakup berbagai sektor ekonomi Rusia.
(Susi Susanti)