RUSIA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia dalam sebuah pernyataan pada Minggu (6/3) mengatakan Angkatan Bersenjata Rusia telah menyerang lapangan udara Angkatan Udara Ukraina di kota barat Vinnitsa dengan serangan presisi jarak jauh. Akibatnya bandara itu tidak bisa beroperasi.
Moskow menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina selama “operasi” yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk “demiliterisasi” Ukraina.
Juru bicara kementerian Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan jet tempur Rusia dan sistem pertahanan udara juga telah menembak jatuh tiga pesawat tempur Su-27 Ukraina dan tiga drone. Dia menambahkan bahwa Angkatan Udara Ukraina kehilangan 11 pesawat militer dan dua helikopter pada Sabtu (5/3) dan Minggu (6/3).
“Hampir semua pesawat tempur Kiev hancur,” terangnya.
Baca juga: Rusia Rebut Kota Pertama di Ukraina, Melitopol Dihuni 150.000 Orang
Dia menjelaskan Moskow memiliki “data yang dapat diandalkan” yang menunjukkan bahwa Ukraina telah memindahkan beberapa pesawat militernya ke negara lain, termasuk Rumania.
Dia memperingatkan setiap penggunaan infrastruktur negara asing oleh pesawat militer Ukraina dalam perjuangan mereka melawan pasukan Rusia “dapat dianggap sebagai keterlibatan negara-negara ini ke dalam konflik militer” antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Serang Ukraina, Militer Rusia Klaim Tidak Mendapat Perlawanan dari Penjaga Perbatasan
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada Minggu (6/3) bahwa pasukan Rusia akan menargetkan industri pertahanan Ukraina. Rusia meminta karyawan industri pertahanan untuk meninggalkan fasilitas industri pertahanan. Kementerian menyatakan rencana Rusia telah diumumkan sebelumnya untuk meminimalkan korban sipil.
Sebelumnya pada Minggu (6/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia "menghancurkan" "bandara" Vinnitsa. Mengklaim bahwa fasilitas itu ditargetkan oleh delapan rudal Rusia.
"Vinnitsa kami yang damai tidak pernah mengancam Rusia dengan cara apa pun," terangnya.
Dia menyebut serangan itu "serangan rudal brutal dan sinis."
Zelensky juga sekali lagi meminta negara-negara barat untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina, menggambarkan langkah seperti itu sebagai "tugas kemanusiaan" mereka.
“Jika Anda gagal melakukan itu dan gagal memberi kami pesawat untuk membela diri, itu hanya berarti satu hal: Anda juga ingin melihat kami dibantai secara perlahan,” kata Presiden dalam teguran kerasnya.
Sebelumnya, NATO mengatakan bahwa zona larangan terbang bukanlah pilihan karena itu berarti konfrontasi militer langsung antara blok militer dan Rusia.
(Susi Susanti)