ISRAEL tengah dilanda kebingungan dalam mengambil sikap terhadap puluhan orang Rusia Yahudi berpengaruh, menyusul keputusan negara-negara Barat untuk meningkatkan sanksi-sanksi terhadap para pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pemerintah telah membentuk komite tingkat tinggi untuk mempertimbangkan bagaimana negara itu dapat mempertahankan statusnya sebagai surga bagi setiap orang Yahudi, tanpa melanggar sanksi-sanksi menggigit yang menarget lingkaran orang dalam Putin.
BACA JUGA:Serangan Rusia ke Ukraina Masuki Hari Ke-18, Berikut Rangkumannya
Puluhan taipan Yahudi dari Rusia diyakini telah mengambil kewarganegaraan, atau status penduduk tetap, Israel dalam beberapa tahun terakhir. Banyak di antara mereka memiliki hubungan baik dengan Kremlin, dan setidaknya empat orang: pemilik Chelsea FC Roman Abramovich, Mikhail Fridman, Petr Aven dan Viktor Vekselberg, telah dikenai sanksi Internasional karena hubungan mereka dengan Putin.
Israel belum bergabung dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS, Inggris, Uni Eropa, dan lainnya. Tetapi ketika perang di Ukraina berlarut-larut, dan semakin banyak negara masuk daftar pemberi sanksi, tekanan semakin meningkat terhadap Israel.
BACA JUGA:Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina Capai Kemajuan, Hasil Positif Bisa Segera Tercapai
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Israel Channel 12 pada akhir pekan, wakil menteri luar negeri AS untuk urusan politik, Victoria Nuland, meminta Israel bergabung dengan kelompok negara-negara yang telah memberikan sanksi kepada Rusia.
"Apa yang kami minta antara lain adalah agar setiap negara di seluruh dunia bergabung dengan kami menjatuhkan sanksi-sanksi keuangan dan ekspor terhadap Putin. Anda tentunya tidak ingin menjadi surga terakhir bagi uang kotor yang mendanai perangnya Putin," kata Nuland.