Rusia Gunakan Pesawat Pengebom Backfire di Ukraina, Bisa Bawa Rudal Hipersonik

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 31 Maret 2022 18:48 WIB
Pesawat pengebom Rusia (Foto: Reuters)
Share :

RUSIA - Versi upgrade dari pesawat pembom hipersonik Rusia yang mematikan di Ukraina dilaporkan terus membuat malapetaka di negara itu saat invasi Rusia berlanjut.

Tupolev Tu-22M3M supersonik dikenal oleh pasukan NATO sebagai Backfire. Itu dimodernisasi pada 2018 untuk membawa rudal supersonik, yang dapat bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam dan menghindari sistem pertahanan rudal konvensional.

Pesawat tempur itu sebelumnya digunakan selama perang di Suriah, berangkat dari Rusia dan terbang di atas Iran dan Irak untuk mencapai sasarannya dengan presisi dan akurasi yang mematikan.

Baca juga: Pesawat Tempur Rusia yang Dipersenjatai Nuklir Melanggar Wilayah Udara Swedia, Tindakan Intimidasi yang Disengaja

Viktor Bondarev, kepala Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia, mengatakan pembom ini, bersama Tu-160 dan Tu-95, memastikan keunggulan penerbangan strategis jarak jauh Rusia.

Baca juga:  Pentagon: Jet Militer Rusia Menghadang 3 Pesawat Angkatan Laut AS di Atas Laut Mediterania

“Pembom jarak jauh Tu-22M3 terbukti sangat efisien di Suriah,” terangnya.

Pembom digunakan pada tahap awal konflik Ukraina. Pada 28 Februari lalu, Angkatan Udara Ukraina mengklaim di Facebook bahwa Rusia menyerang daerah pemukiman di Kharkiv, Ukraina menggunakan pesawat pengebom TU-22M3M berteknologi tinggi.

Rusia juga dilaporkan menggunakan rudal hipersonik awal bulan ini. Ini adalah salah satu rudal tercepat di dunia. Dipasang pada pembom TU-22M3M, mereka dapat bergerak hingga 21.000 meter per jam sehingga hampir tidak mungkin bagi sistem anti-pesawat untuk menghentikan mereka agar tidak mengenai target mereka.

Menurut outlet berita lokal Zvezda, militer Rusia mengatakan mereka menggunakan rudal hipersonik Kinzhal untuk menghancurkan gudang amunisi bawah tanah di Delyatyn, Ivano-Frankivsk Oblast.

Rudal hipersonik dapat dimuat dengan hulu ledak nuklir dan menyerang di mana saja di Bumi dari luar angkasa dalam hitungan menit. China dan Rusia dilaporkan sedang mengerjakan teknologi hipersonik untuk mengatasi sistem pertahanan rudal anti-balistik.

China dilaporkan menguji roket 'Long March' pada Agustus tahun lalu yang membawa 'kendaraan luncur hipersonik' ke orbit. Meskipun rudal itu meleset dari sasarannya sejauh 32 km, tes tersebut menunjukkan "kemajuan menakjubkan" yang telah dibuat China.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya