Oposisi mengkritiknya karena sikapnya. "Putin sedang membangun kembali kekaisaran Soviet dan Orban hanya mengawasinya dengan ketenangan strategis," kata pemimpin oposisi Marki-Zay pada rapat umum pada Maret lalu, dikutip Reuters.
Bahkan sebelum invasi, Orban memiliki hubungan yang sulit dengan UE. Pemerintahannya telah dicerca oleh tokoh-tokoh senior di blok tersebut karena masalah aturan hukum. Awal tahun ini, pengadilan tinggi Eropa mengizinkan UE untuk memblokir pendanaan ke Hungaria dan Polandia karena melanggar hak-hak demokrasi.
Referendum juga diadakan pada Minggu (3/4) tentang undang-undang kontroversial Orban yang melarang materi dan program pendidikan untuk anak-anak yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dan perubahan gender.
Diketahui, Hungaria sangat bergantung pada energi Rusia dan Orban telah menghindari peluang untuk mengutuk serangan Putin terhadap negara tetangganya, memperumit upaya Uni Eropa (UE) untuk menghadirkan front persatuan melawannya.
(Susi Susanti)