3. Woman’s March 2017
Demonstrasi besar-besaran, Woman’s March 2017, yang terjadi pada 21 Januari 2017 ini dilakukan di hampir semua negara di dunia. Namun, pusat kegiatannya berada di Washington DC. Di AS sendiri, diperkirakan ada 4,6 juta demonstran yang bergabung. Kegiatan ini dilakukan demi mendukung adanya kesetaraan gender, hak-hak masyarakat sipil, dan isu lain yang dikhawatirkan terancam di bawah kepemimpinan Donald Trump. Mengutip Britannica, ide atau gagasan Woman’s March muncul saat Donald Trump memenangkan pemilihan Presiden dan mengalahkan Hillary Clinton. Selama kampanye, Trump banyak menyampaikan pandangan politik yang konservatif dan komentar-komentarnya yang cukup menghasut. Terutama, terhadap kaum wanita. Sehari setelah kemenangan Trump, seorang perempuan bernama Teresa Hook memberikan ide untuk melakukan demonstrasi dan pawai di Washington DC. Tak butuh waktu lama, ide itu direspon baik oleh masyarakat dan berbagai lembaga di AS.
4. Protes Perang Anti Irak
Protes terhadap Perang Irak diadakan masif di seluruh dunia pada 2003. Demonstrasi ini dilakukan untuk menentang perang dan rata-rata disuarakan oleh lembaga anti perang. Para demonstran menolak langkah Presiden AS George W. Bush untuk melakukan penyerangan terhadap Irak. Di Roma, Italia, misalnya, jumlah demonstran yang turun ke jalan diperkirakan mencapai 3 juta orang. Belum lagi ditambah demonstran di 600 kota lain di seluruh dunia.
(Susi Susanti)