NEW YORK – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg dan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan negara barat harus bersiap untuk perang panjang di Ukraina karena Rusia membuat keuntungan tambahan dalam pertempuran sengit untuk mengendalikan negara itu.
Dalam komentar terpisah yang diterbitkan pada Minggu (19/6/2022), Stoltenberg dan Johnson juga menegaskan kembali bahwa pemerintah Barat harus terus mendukung Ukraina untuk mencegah agresi di masa depan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Stoltenberg mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild am Sonntag bahwa tidak ada yang tahu berapa lama konflik akan berlangsung tetapi "kita perlu mempersiapkan fakta bahwa itu bisa memakan waktu bertahun-tahun."
"Kita tidak boleh berhenti mendukung Ukraina. Bahkan jika biayanya tinggi, tidak hanya untuk dukungan militer, tetapi juga karena kenaikan harga energi dan pangan,” terangnya.
Baca juga: NATO: Barat Harus Siap Perang Jangka Panjang di Ukraina
Stoltenberg sangat optimis bahwa Ukraina dapat mengubah gelombang perang.
"Meskipun pertempuran di Donbass dilakukan semakin brutal oleh Rusia, tentara Ukraina bertempur dengan gagah berani. Dengan senjata yang lebih modern, kemungkinan Ukraina akan mampu mengusir pasukan Putin keluar dari Donbas lagi meningkat,” ujarnya.
Baca juga:: Finlandia dan Swedia Resmi Mendaftarkan Diri Jadi Anggota NATO
Adapun Johnson, menulis di Sunday Times setelah kunjungan keduanya ke Kyiv pada Jumat (17/6/2022), mengatakan sekutu Barat harus "memperkuat diri kita sendiri untuk perang yang panjang, karena Putin menggunakan kampanye gesekan, mencoba menggiling Ukraina dengan kebrutalan belaka."
Johnson mengatakan bahwa merebut semua Donbas Ukraina, yang mencakup sebagian besar Ukraina timur, telah menjadi tujuan Putin selama delapan tahun terakhir "ketika dia memicu pemberontakan separatis dan meluncurkan invasi pertamanya."