Dedikasi Tiada Henti, Kisah Guru dan Dosen Ukraina yang Mengajar dari Garis Depan Perang Lawan Rusia

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 06 Juli 2022 09:34 WIB
Para guru dan dosen tetap mengajar secara daring dari garis depan perang Ukraina melawan Rusia (Foto: Victor Shchadey)
Share :

Sejumlah seniman di seluruh negeri sejak itu membuat lukisan dan kartun yang terinsipirasi darinya.

Shandor bukanlah satu-satunya dosen yang saat ini bertempur di garis depan.

Menurut Menteri Pendidikan Ukraina, Serhiy Shkarlet, sejauh ini sekitar 900 pendidik telah bergabung dengan pasukan militer negara itu.

"Kami sangat bangga terhadap masing-masing dari mereka," katanya.

"Kami memiliki beberapa orang yang bergabung dengan pasukan bersenjata di Kementerian Pendidikan juga,” lanjutnya.

Pendidik lain, seperti Anton Tselovalnyk, telah bergabung dengan pertahanan teritorial.

Perkuliahannya ditangguhkan selama dua pekan pertama invasi Rusia, tapi selang beberapa waktu, sekolah tempat dia bekerja mengiriminya pesan dan meminta bantuan.

Pria berusia 42 tahun itu langsung merespons dan memilih untuk mengajar dari parit atau di perumahan terdekat bagi anggota pertahanan teritorial.

Tak ada yang bisa menghentikannya untuk absen dari kelas, bahkan kala cuaca dingin sekalipun.

Tselovalnyk berkata bahwa mulanya yang dia lakukan bukanlah tentang memberi pelajaran kepada anak-anak, tapi lebih tentang berbicara dan mendukung satu sama lain.

"Bisa Anda bayangkan, anak-anak yang biasanya pergi ke sekolah tiap hari, tiba-tiba berhenti,” terangnya.

Dia mengajar para siswanya - yang terdiri dari siswa sekolah dasar dan siswa menengah atas - tentang arsitektur.

"Hal yang terpenting saat ini adalah mempertahankan hubungan antara masa lalu dan masa depan Anda. Mengajar juga seperti itu saat ini buat saya," katanya.

Salah satu muridnya, Veronika Volkova, 17, mengatakan bahwa cara mengajar Tselovalnyk lucu dan bisa menjaga suasana kelas tetap baik.

"Ini adalah pengalih perhatian terbaik," katanya.

Volkova menambahkan bahwa gurunya sering menunjukkan sekelilingnya kepada kelas, memberi tahu mereka tentang parit yang telah dia bangun, dan tempat di mana dia duduk untuk melihat bintang.

"Dia bijaksana dan peduli selama kuliah. Selalu meminta pendapat, berusaha membuat pelajaran menarik bagi kami," ujarnya.

Sementara itu, pendidik lainnya, seperti Maksym Kozhemiaka, memanfaatkan kemampuan medisnya untuk membantu militer.

Profesor pengobatan trauma di Universitas Negeri Zaporizhzhia berusia 41 tahun ini menyadari keahliannya bisa berguna di rumah sakit militer dan dengan sukarela membantu.

Namun setelah beberapa hari bekerja di sana, dia mendapati cari untuk membantu para mahasiswanya agar dapat tetap melanjukan kuliah.

"Kami berpikir bahwa kami bisa mengajar kelas secara online," ujarnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya