VATIKAN - Vatikan mencoba memperbaiki hubungan yang tegang dengan Ukraina setelah Paus Fransiskus membuat marah warga Kiev dengan menyebut ultra-nasionalis Rusia Darya Dugina, yang terbunuh akibat bom mobil di dekat Moskow, sebagai korban perang yang tidak bersalah.
Paus memicu kontroversi pekan lalu ketika berbicara di luar naskah dalam audiensi umum mingguannya, yang bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Ukraina dari pemerintahan Soviet pada 1991, serta menandai enam bulan setelah pasukan Rusia menyerbu Kiev.
"Orang yang tidak bersalah membayar perang," terangnya, dikutip Antara.
Pernyataan Paus ini merujuk pada "gadis malang yang terlempar ke udara oleh bom di bawah kursi mobil di Moskow".
Baca juga: Paus Lantik 20 Kardinal Baru, Termasuk dari Asia
Pernyataan Vatikan yang dirilis pada Selasa (30/8/2022) itu tidak secara khusus menyebutkan komentar Paus tentang Dugina tetapi berbicara tentang "diskusi publik baru-baru ini tentang signifikansi politik" dari komentar Paus tentang Ukraina.
Baca juga: Jika Diundang Korut, Paus Pastikan Akan Datang
Vatikan mengatakan bahwa kalimat Paus harus dilihat sebagai kepedulian terhadap kehidupan manusia dan bukan merupakan sikap politik.
Vatikan mengatakan Paus telah membuat banyak kecaman "jelas dan tegas" terhadap perang sebagai salah satu yang "tidak dapat dibenarkan secara moral, tidak dapat diterima, biadab, tidak masuk akal, menjijikkan, dan asusila".
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters bulan lalu, Paus mengatakan dia ingin mengunjungi Kiev tetapi juga ingin pergi ke Moskow, untuk mempromosikan perdamaian.