PENTAGON — Warga Amerika Serikat (AS) pada Minggu (11/9/2022) berhenti sejenak dari kegiatan mereka untuk merefleksikan diri pada peringatan serangan teroris yang paling banyak menelan korban jiwa di negara itu, tragedi 11 September 2001. Peristiwa di mana empat pesawat penumpang yang dibajak oleh teroris Al Qaeda menabrakkan pesawat mereka ke menara kembar World Trade Center di New York, Pentagon di Washington DC, dan satu pesawat lain jatuh di Shanksville, Pennsylvania. Hampir 3.000 orang tewas dalam insiden itu.
Presiden Joe Biden menandai hari ini dalam sebuah upacara khidmat di Pentagon, di mana para teroris menerbangkan sebuah pesawat ke salah satu dari lima sisi gedung Departemen Pertahanan itu, menewaskan 184 orang.
“Dua puluh satu tahun (berlalu) dan kami menepati janji untuk tidak pernah melupakan hari ini,” ujar Biden pada hadirin, yang tetap datang meski di tengah rintik-rintik hujan. “Kisah Amerika berubah hari itu, tetapi tidak akan pernah mengubah karakter bangsa.”
Dilansir dari VOA Indonesia, Biden menegaskan tekad Amerika untuk melawan teroris asing yang “tidak akan pernah goyah,” mengutip serangan pasukan komando Amerika pada 2011 yang menewaskan dalang serangan 9/11, Osama bin Laden, di Pakistan; dan serangan pesawat nirawak yang lebih baru yang diperintahkan Biden untuk membunuh pemimpin baru Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri di ibu kota Kabul, Afghanistan.