Pembunuhan sensasional pria keturunan keluarga zamindar (tuan tanah) yang kaya raya itu mencekam bagi orang-orang di India yang diduduki Inggris dan sekitarnya.
Kasus ini kerap dikatakan sebagai "salah satu kasus pertama bioterorisme individual dalam sejarah dunia modern".
Pemberitaan media mengawal kasus ini dengan dekat. Majalah Time menyebutnya "pembunuhan dengan kuman", sementara Strait Times Singapura menjulukinya sebagai "misteri lengan yang tertusuk".
Penyelidikan Kepolisian Kolkata membuka jejaring ruwet konspirasi dan plot yang sangat berani, yang melibatkan pencurian bakteri mematikan dari sebuah rumah sakit di Mumbai (dulu bernama Bombay), sekitar 1.900 km jauhnya.
Di pusat rencana kriminal itu adalah persaingan antar-saudara yang memperebutkan harta keluarga.
Kakak-adik tiri Pandey telah berseteru selama dua tahun memperebutkan tanah ayah mereka yang telah meninggal dunia di Pakur, area yang terkenal akan tambang batu bara dan batu-batu berharga.
Kisah pertengkaran antarsaudara ini dibingkai oleh media populer kala itu sebagai perang antara pihak yang baik hati dan jahat.
Amarendra, menurut salah satu pihak, adalah "pria terhormat, menjunjung tinggi etika dan standar moral, semangat mengejar pendidikan tinggi, dan rutin berolahraga" juga "sangat dicintai" oleh warga lokal.
Benoyendra, di sisi lain, "hidup tanpa tujuan, sangat suka minum-minum dan main perempuan".
Menurut catatan pengadilan, plot untuk membunuh Amarendra kemungkinan direncanakan pada 1932 saat Taranath Bhattacharya, seorang dokter dan teman dekat Benoyendra, gagal mendapatkan kultur bakteri pes dari laboratorium medis.