SEOUL – Korea Utara pada Rabu, (2/11/2022) menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek dari daerah pesisir Wonsan ke Laut, menurut laporan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan. Salah satu rudal tersebut mendarat kurang dari 60 kilometer di lepas pantai Korea Selatan, memicu sirene peringatan serangan udara.
JCS mengatakan setidaknya satu rudal mendarat 26 kilometer selatan Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antar-Korea yang disengketakan. Rudal itu mendarat 57 kilometer dari Kota Sokcho di Korea Selatan, di pantai timur, dan 167 kilometer dari Ulleung, tempat peringatan serangan udara dikeluarkan.
"Kami mendengar sirene sekira pukul 08:55 dan kami semua di gedung itu turun ke tempat evakuasi di ruang bawah tanah," kata seorang pejabat daerah Ulleung kepada Reuters. "Kami tinggal di sana sampai kami naik ke atas sekira pukul 09:15 setelah mendengar bahwa proyektil itu jatuh ke laut lepas."
Seorang penduduk di bagian selatan pulau itu mengatakan mereka tidak menerima peringatan apapun.
Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Pyongyang menuntut agar Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar, dengan mengatakan "ketergesaan dan provokasi militer tidak dapat lagi ditoleransi."
Seorang juru bicara militer Korea Selatan mengatakan pihak berwenang sedang menganalisis peluncuran untuk melihat apakah jalur penerbangan rudal itu disengaja atau apakah ada yang keluar jalur.
Ini adalah pertama kalinya rudal balistik Korea Utara mendarat di dekat perairan Korea Selatan, kata JCS.
"Militer kami tidak akan pernah bisa mentolerir tindakan provokatif Korea Utara semacam ini, dan akan menanggapi dengan tegas dan tegas di bawah kerja sama erat Korea Selatan-AS," kata JCS dalam rilis berita yang dilansir Reuters.
Pada Senin, (31/10/2022) Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai Vigilant Storm, salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka, dengan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari.
Korea Utara telah melakukan uji coba sejumlah rekor rudal tahun ini, dan mengatakan bahwa serangkaian peluncuran baru-baru ini sebagai tanggapan terhadap latihan sekutu.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan pemerintah yakin setidaknya dua rudal balistik telah diluncurkan dari Korea Utara, satu terbang ke timur dan satu lagi ke tenggara.
"Korea Utara telah berulang kali meluncurkan rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan cara baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Hamada kepada wartawan di Tokyo, Rabu pagi.
"Tindakan ini mengancam perdamaian dan stabilitas Jepang, kawasan yang lebih luas, serta komunitas internasional yang lebih luas, dan sama sekali tidak dapat diterima," tambahnya.
Jepang telah mengajukan pengaduan dan memprotes tindakan tersebut melalui saluran diplomatik di Beijing, katanya.
(Rahman Asmardika)