Sepasang komite akan dibentuk untuk menangani isu-isu militer dan politik yang belum diselesaikan oleh kesepakatan kerangka awal, tetapi pertempuran serius antara pemerintah dan pasukan Komunis pecah sebelum badan-badan itu dapat bertemu. Penarikan pasukan pendudukan Soviet pada Maret–April 1946 juga memicu perebutan wilayah.
Pasukan nasionalis menduduki Mukden (Shenyang) pada 12 Maret, sementara Komunis mengonsolidasikan cengkeraman mereka di seluruh Manchuria utara. Pasukan Nasionalis Kuomintang (KMT) yang dipimpin Chiang Kai-shek pada akhirnya dipukul mundur oleh tentara Komunis pimpinan Mao Zedong.
Terbentuknya Taiwan
Chiang dan sisa pemerintahannya lalu melarikan diri ke Taiwan pada 1949. Kelompok ini kemudian berkembang menjadi 1,5 juta orang, mendominasi politik Taiwan selama bertahun-tahun, meskipun mereka hanya menyumbang 14 persen populasi. Putra Chiang Kai-shek, Chiang Ching-kuo, mulai mengizinkan proses demokratisasi setelah menghadapi perlawanan dari masyarakat lokal yang membenci pemerintahan otoriter, dan di bawah tekanan dari gerakan demokrasi yang semakin berkembang.
Presiden Lee Teng-hui, yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi Taiwan, memimpin perubahan konstitusional menuju politik yang lebih demokratis, dan akhirnya mengarah pada terpilihnya presiden non-KMT pertama di pulau itu, Chen Shui-bian, pada 2000.
(Rahman Asmardika)