LONDON - Komentar mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai foto-foto Kate Middleton yang bertelanjang dada atau topless pada 2012, ternyata membuat Pangeran William, Pangeran Harry, dan Raja Charles III naik pitam.
Mengutip Daily Mail, kemarahan ini diungkapkan dalam buku kerajaan baru yang berjudul 'The King: The Life of Charles III' yang akan dirilis di Inggris pada 8 Desember mendatang. Buku biografi kerajaan ini ditulis oleh Christopher Andersen.
Seperti diketahui, pada 2012 silam, sebuah majalah Prancis Closer menerbitkan foto-foto Kate yang bertelanjang dada saat tengah berjemur. Pada kejadian itu, Trump men-tweet bahwa Kate hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
Baca juga: Rombak Tradisi Kerajaan Inggris, Raja Charles Tidak Ingin Tinggal di Buckingham
"Kate Middleton hebat, tetapi dia tidak boleh berjemur telanjang, hanya dirinya sendiri yang harus disalahkan," tulis Trump saat itu.
Tak berhenti di sana, Trump masih terus menulis cuitannya.
"Siapa yang tidak akan memotret Kate dan menghasilkan banyak uang jika dia berjemur telanjang. Ayolah Kate!," cuitnya.
Di dalam buku biografi kerajaan baru itu, Andersen menuliskan bahwa kritik Trump terhadap Kate menyebabkan apa yang disebut Kepala pelayan Clarence House sebagai 'semburan kata-kata tidak senonoh' atau kemarahan luar biasa dari Pangeran Charles dan putra-putranya.
Andersen juga menambahkan bahwa komentar Trump pada saat itu bukan pertama kalinya memicu kemarahan bangsawan.
Sebelum kematian Ratu Elizabeth II, Charles merupakan seorang Pangeran Wales. Pada 2019, Trump pernah salah mengeja dirinya menjadi “Prince of Whales (Pangeran Paus)” di Twitter-nya.
Dari kejadian tersebut, Andersen mengungkap bahwa Charles merasa kecewa terhadap Trump yang salah mengeja gelarnya.
Tak hanya itu, Andersen menuliskan bahwa Trump pernah berkomentar seksual terhadap mendiang Putri Diana beberapa bulan setelah kematiannya pada 1997.
Melansir People, Trump mengatakan dia "bisa" bersama Putri Diana jika dia mau, tetapi hanya jika dia setuju untuk dites HIV. Ucapannya ini terjadi selama wawancara radio bersama dengan Howard Stern.
Pada 2017, para bangsawan juga tampaknya mencoba untuk menghalangi rencana kunjungan Trump ke Inggris.
Di dalam buku karya Andersen ini mengklaim bahwa Raja Charles dan kedua putranya membakar saluran telepon antara Clarence House dan Istana Kensington di balik layar untuk mencegah kunjungan Trump.
(Susi Susanti)