LUMAJANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru kembali aktif. Erupsi di Gunung itu pun terjadi pada Rabu (9/11/2022) pada pukul 15.50 WIB.
Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanik yang teramati hingga 1500 m di atas puncak (± 5176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 0 detik.
Imbas dari erupsi tersebut, PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Aktifnya Gunung Semeru menangkat kembali mitos mitos pada Gunung yang juga dikenal sebagai Mahameru itu. Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ini, dipercaya sebagai tempat tinggal dewa-dewa.
Berikut sejumlah mitos Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut:
1. Dibawa Dewa Brahma dan Dewa Wisnu
Salah satu mitos menyebutkan, Gunung Semeru dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India yang dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa untuk dijadikan pasak bumi.
Kisah yang termuat dalam kitab Tantu Panggelaran itu mengatakan bahwa sebelum Gunung Semeru ditancapkan, Pulau Jawa masih terombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya.
2. Tempat Bersemayam Para Dewa
Puncak Gunung Semeru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para Dewa Hindu dan menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan.
Masyarakat Hindu melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap 8-12 tahun, saat mereka menerima suara gaib dari dewa-dewa di Mahameru.
3. Pulau Jawa Terbelah
Mitos lain menghubungkan letusan Gunung Semeru dengan pertanda bencana, atau peristiwa besar yang membawa penderitaan bagi rakyat. Karena itulah tidak heran ada yang menghubungkan letusan Gunung Semeru ini dengan ramalan Jayabaya, yang menubuatkan bahwa Pulau Jawa akan terbelah.
Ramalan itu juga dikaitkan dengan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dan Tegal.
Bahkan, mitos itu pun sampai saat ini masih diyakini warga sekitar lereng Gunung Slamet. Terlebih lagi, gunung dengan ketinggian 3.428 meter itu berada nyaris di tengah-tengah antara pantai utara dan selatan Jawa.
Cerita ini sudah lama berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya yang dikaitkan dengan ramalan Jayabaya. Mereka meyakini mitos yang menyebutkan Pulau Jawa akan terbelah jika Gunung Slamet meletus.