NUSA DUA – Situasi geopolitik, terutama invasi Rusia ke Ukraina, menjadi 'kerikil panas' dalam Presidensi G20 di Indonesia pada tahun ini. Presiden Uni Eropa Charles Michel bahkan menyebut KTT G20 kali ini adalah salah satu yang paling sulit yang pernah ada.
Berbicara kepada media di Bali, Presiden Uni Eropa mengakui penyelenggaraan G20 tahun ini berlangsung dalam suasana yang sangat berbeda dari pertemuan sebelumnya di Roma, Italia.
“Rusia, anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota G20, menyerang negara Ukraina yang bebas dan berdaulat,” ujarnya dengan nada keras, Senin (14/11/2022), dikutip VOA.
Dia mengatakan perang di Ukraina berdampak kepada setiap negara di Eropa, Afrika maupun Timur Tengah.
Baca juga: Usai Hadiri KTT G20, Biden dan Presiden China Kompak Pulang Hari Ini
“Dan satu-satunya cara terbaik untuk mengakhiri krisis akut dalam pangan dan energi adalah Rusia harus mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini, dan menghormati Piagam PBB,” tegasnya.
Baca juga: PM Inggris Bahas Minyak dengan Pangeran Arab di Sela-Sela KTT G20, Biden Pilih Menjauh
Charles mengingatkan, menghentikan perang bisa bermakna kesempatan untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan. Menurutnya, jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah dan kekurangan gizi telah meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
“Kremlin telah memutuskan untuk menjadikan pangan sebagai senjata, meningkatkan kelaparan, kemiskinan, dan ketidakstabilan. Ini juga memiliki konsekuensi global yang dramatis di negara berkembang, termasuk di sini, di Asia,” ujarnya.