Diselimuti Perang Rusia-Ukraina, Uni Eropa: KTT G20 di Bali Menjadi yang Tersulit dalam Sejarah

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 16 November 2022 15:55 WIB
KTT G20 di Bali (Foto: Reuters)
Share :

“Perpecahan geopolitik memicu konflik baru dan membuat semuanya semakin sulit untuk diselesaikan. G20 menjadi langkah awal untuk menjembatani perpecahan dan menemukan jawaban atas krisis ini dan banyak krisis yang lain,” tambahnya.

Karena itulah, PBB menaruh harapan besar terhadap G20. Tantangan yang dimaksud Guterres mencakup isu perubahan iklim, krisis multisektor serta perpecahan geopolitik. Tantangan yang dia sebut terakhir, telah menimbulkan konflik baru dan mempersulit proses penyelesaian konflik yg telah ada sebelumnya.

Terkait isu perubahan iklim, pertemuan COP27 di Mesir telah memberikan gambaran bahwa dunia akan sulit memenuhi target dalam menahan laju peningkatan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius. Guterres menawarkan sebuah skema pendekatan baru. Sebuah pakta kolaborasi antara negara maju dan berkembang diperlukan. Karena itulah, forum negara G20 menjadi sangat strategis, karena anggotanya bertanggung jawab atas 80 persen emisi global.

Guterres juga menekankan, perlunya dorongan adopsi paket stimulus pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Paket ini menyediakan investasi dan likuiditas untuk pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan energi terbarukan.

Upaya mengatasi krisis pangan dan energi, harus menjadi prioritas, dan karena itu perlu segera diupayakan pengentasan kelaparan via Black Sea Grain Initiatives. Guterres juga menyebut, kemudahan akses pangan dan pupuk asal Rusia ke pasar global adalah prioritas.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya