Cecep menceritakan ketikan bom bunuh diri itu berlangsung anak-anak yang masuk pagi sedang berada di kelas dan mengikuti pelajar. Saat kejadian para siswa, guru, dan orang tua hanya menyangka itu ledakan gas biasa, tidak ada yang berpikir bom.
Namun, seiring waktu dan informasi yang tersebar barulah mereka tahu bahwa ada bom bunuh diri tak jauh dari sekolah. Siswa yang tengah belajar kemudian dipulangkan lebih dulu.
Yang paling membuat trauma siswa dan guru adalah kejadian bom kedua yang diledakan oleh aparat. Sebab, sebelumnya mereka sudah tahu bahwa ada kejadian bom bunuh diri.
"Jadi ricuh. Anak-anak menangis keluar kelas. Guru-guru juga sama orang tua nangis. Tidak kondusif. Kami minta anak pulang dijemput orang tua, dan untuk yang belum sampai sekolah agar tidak ke sekolah dulu," papar Cecep.
(Angkasa Yudhistira)