ISLAMABAD - Pasukan keamanan Pakistan telah merebut kembali sebuah pusat kontra-terorisme yang dibrebut militan Taliban, menewaskan 33 penyandera, demikian disampaikan menteri pertahanan.
Militan Islam dari Taliban Pakistan merebut pusat itu di Distrik Bannu barat laut terpencil pada Minggu, (19/12/2022). Beberapa orang, termasuk petugas keamanan, yang berada dalam gedung saat itu disandera oleh para militan.
BACA JUGA: Militan Kuasai Pusat Kontra-Terorisme Pakistan, Sandera Setidaknya 5 Orang
Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif mengatakan semua sandera dibebaskan, dua pasukan khusus tewas, dan 10 hingga 15 anggota militer terluka.
Taliban Pakistan - juga dikenal sebagai TTP - menegaskan pihaknya berada di balik serangan itu, menurut sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh media lokal, sebagaimana dilansir BBC.
Kelompok tersebut meningkatkan serangannya setelah mengakhiri gencatan senjata dengan pemerintah bulan lalu. Kedua belah pihak telah terkunci dalam konflik selama bertahun-tahun.
Grup tersebut muncul pada 2007 dan ditekan oleh operasi militer pada 2014, sebelum muncul kembali.
Kelompok militan itu terpisah dari Taliban Afghanistan, meskipun telah lebih aktif sejak Afghanistan menyetujui kesepakatan damai dengan Amerika Serikat (AS) pada 2020, dan menguasai negara itu tahun lalu. Kedua kelompok berbagi ideologi Islam garis keras.
Insiden penyanderaan terjadi di wilayah dekat perbatasan bersama kedua negara.
Menjelaskan peristiwa, Asif mengatakan kepada parlemen bahwa 33 militan memiliki hubungan dengan kelompok yang berbeda, dan ditahan di kompleks anti-terorisme.
Dia mengatakan para sandera diambil setelah seorang militan memukul kepala seorang penjaga dengan batu bata dan merampas senjatanya.
Militan dikatakan telah meminta jalan keluar yang aman sebagai imbalan untuk membebaskan para sandera. Kebuntuan muncul saat upaya negosiasi gagal.