Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jerman. Menrut rencana, Kanselir akan berpidato di depan parlemen Jerman pada Rabu 25/1/2023) pagi waktu setempat.
Namun, Marie-Agnes Strack-Zimmermann dari partai liberal FDP, yang mengepalai komite pertahanan parlemen Jerman, menyambut baik laporan tersebut.
"Keputusan itu sulit, memakan waktu terlalu lama, tetapi pada akhirnya itu tidak dapat dihindari," katanya, menambahkan bahwa itu akan melegakan "orang-orang Ukraina yang babak belur dan pemberani".
Politisi senior Partai Hijau Katrin Göring-Eckardt, yang merupakan salah satu wakil presiden majelis rendah parlemen, Bundestag, merayakan langkah tersebut dengan men-tweet dalam bahasa Inggris. "Macan Tutul telah dibebaskan!,” cuitnya.
Negara-negara sekutu menjadi frustrasi atas apa yang mereka anggap sebagai keengganan Jerman untuk mengirim kendaraan lapis baja dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan kepada BBC pada Selasa (24/1/2023) pagi bahwa Jerman memiliki "tanggung jawab khusus" untuk mendukung Ukraina, setelah mengumpulkan "dana Rusia yang sangat besar" sebelum perang dengan membeli gasnya.
Dia juga menuduh Jerman "menunda, mengelak, bertindak dengan cara yang sulit dimengerti".