WASHINGTON - Sumber intelijen Amerika Serikat (AS) bersikeras jika balon yang ditembak jatuh pada pada Sabtu (4/1/2023) digunakan oleh militer China untuk memata-matai situs militer AS.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Washington Post bahwa mereka yakin balon semacam itu digunakan untuk mengumpulkan intelijen di wilayah yang relevan secara strategis. Wilayah itu termasuk Jepang, India, Taiwan dan Filipina.
Seorang pejabat mengatakan kepada Washington Post bahwa komunitas intelijen AS percaya beberapa balon diterbangkan dari Hainan, sebuah pulau di China selatan yang merupakan pangkalan militer angkatan laut.
BACA JUGA: Angkatan Laut AS Rilis Foto Puing-Puing Balon Mata-Mata China yang Ditembak Jatuh
Mengutip seorang pejabat senior administrasi Biden yang tidak disebutkan namanya, CBS News mengonfirmasi bahwa komunitas intelijen AS percaya bahwa balon itu adalah bagian dari program pengawasan udara yang dijalankan oleh Tentara Pembebasan Rakyat dari Hainan.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengkonfirmasi kepada CBS News, pada Senin (6/2/2023), AS memberi pengarahan kepada 40 negara sekutu tentang dugaan spionase,
Dalam pengarahan itu, Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman juga mengungkapkan satu balon telah mengelilingi planet ini pada 2019, melintasi Hawaii dan Florida.
Menurut pejabat administrasi Biden, sekelompok pemimpin Kongres AS yang bertanggung jawab untuk mengawasi masalah intelijen nasional, yang dikenal sebagai Gang of Eight, akan diberi pengarahan tentang perkembangan pada Rabu (8/2/2023), dan Kongres akan diperbarui pada Kamis (9/2/2023) waktu setempat.
Pada Senin (6/2/2023), Angkatan Laut AS merilis gambar puing-puing balon setelah ditembakkan dari langit.
Balon itu diyakini tingginya hampir 200 kaki (60 meter) dan para pejabat mengatakan puing-puing menyebar sejauh tujuh mil (11 km) dari samudra Atlantik.
Pekan lalu, Pentagon mengatakan balon mata-mata China kedua telah terlihat di atas Kosta Rika dan Venezuela.
Penemuan balon mata-mata itu diduga telah menyebabkan pertikaian diplomatik antara AS dan China.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing, yang dijadwalkan berlangsung hanya beberapa hari setelah balon pertama kali terdeteksi. Itu akan menjadi pertemuan pertama dari jenisnya antara kedua negara dalam beberapa tahun.
"Ini adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan juga tidak bertanggung jawab," katanya.
"Bahkan lebih tidak bertanggung jawab datang pada malam kunjungan yang telah lama direncanakan,” lanjutnya.
Pejabat pertahanan AS sebelumnya mengatakan setidaknya tiga balon mata-mata China terbang di atas negara itu selama kepresidenan Donald Trump.
Menurut pejabat AS, balon yang ditembak jatuh itu telah terbang di atas Alaska dan Kanada sebelum muncul di negara bagian Montana, AS, yang merupakan rumah bagi sejumlah situs rudal nuklir yang sensitif.
Sementara itu, pejabat China telah membantah menggunakan balon semacam itu untuk pengawasan.
(Susi Susanti)