Sebanyak 70 kuda nil, campuran jantan dan betina, diperkirakan akan dipindahkan – dengan 60 dikirim ke India dan 10 ke Meksiko.
Istilah teknis untuk operasi ini adalah "translokasi," Gubernur Aníbal Gaviria menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan outlet Kolombia Blu Radio, karena ini akan melibatkan pemindahan kuda nil dari satu negara yang bukan habitat aslinya ke negara lain yang juga bukan habitat aslinya. .
“Tujuannya adalah untuk membawa mereka ke negara-negara di mana lembaga-lembaga ini memiliki kapasitas untuk menerima mereka, dan untuk (membawa) mereka dengan benar dan untuk mengontrol reproduksi mereka,” terang Gaviria.
“Mengirim kuda nil kembali ke tanah asalnya di Afrika tidak diizinkan,” lanjutnya.
María Ángela Echeverry, profesor Biologi di Universitas Javeriana, sebelumnya menjelaskan kepada CNN, mengirim kuda nil kembali ke Afrika berisiko melakukan lebih banyak kerugian daripada kebaikan, baik untuk kuda nil itu sendiri maupun ekosistem lokal.
“Setiap kali kita memindahkan hewan atau tumbuhan dari satu tempat ke tempat lain, kita juga memindahkan patogen, bakteri, dan virusnya. Dan kita bisa membawa penyakit baru ke Afrika, tidak hanya untuk kuda nil yang ada di alam liar, tapi penyakit baru untuk seluruh ekosistem Afrika yang belum berevolusi dengan jenis penyakit itu,” ujarnya.
Selain mengurangi jumlah kuda nil di Kolombia, pihak berwenang berharap mempelajari cara mengelola populasi yang tersisa, yang dikenal sebagai objek wisata potensial.