Jalan Panjang Pelarangan Praktik Pembakaran Janda di India

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 08 Mei 2023 16:35 WIB
Praktik sati, tradisi dimana janda dibakar hidup-hidup di atas kayu pembakaran suaminya. (Foto: Hulton Archive)
Share :

Mitta menulis, keringanan yang diberikan pada kebijakan sati merupakan “respons terhadap keluhan terhadap keadaan sosial”.

Sebab, pelarangan sati berarti menegaskan undang-undang yang terbit pada 1850-an, agar orang-orang Hindu yang terbuang dan murtad dapat mewarisi properti keluarga.

Juga undang-undang lain yang terbit pada 1856 yang mengizinkan pernikahan kembali bagi semua janda.

Tetapi pemicu utama yang membuat aturan ringan itu diberlakukan adalah “amarah di kalangan Hindu kasta atas” yang murka mendengar laporan bahwa selongsong peluru telah diolesi lemak sapi.

'Penghargaan untuk kolonis' 

Sejak 1829 sampai 1862, di mata hukum, sati yang sebelumnya dianggap sebagai pembunuhan telah berubah menjadi tindakan bunuh diri. 

"Meskipun sudah jarang dipraktikkan sejak 1829, sati masih dihargai dan dihormati di beberapa daerah di India, terutama di kalangan kasta yang lebih tinggi," kata Mitta.

Pada 1913, dalam gerakan yang tak disangka-sangka, Motilal Nehru - pengacara sekaligus politikus yang bergabung dalam Kongres Nasional India dan berperan penting dalam kampanye kemerdekaan - hadir di persidangan untuk membela enam pria kasta tinggi dalam kasus sati di Uttar Pradesh. 

Para terdakwa mengeklaim bahwa api pada kayu pembakaran itu "menyala dengan sendirinya seperti mukjizat, berkat kesalehan sang janda".

Pada akhirnya, para hakim menolak teori ini dan menghukum terdakwa atas tindakan mendorong aksi bunuh diri. Dua dari enam pria itu dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun.

Lebih dari 70 tahun kemudian, kisah sati masih berlanjut.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya