Meskipun inflasi telah turun menjadi 12% pada Juni dari 54% pada Februari, pemerintah masih berjuang mengendalikan kenaikan harga-harga akibat pendapatan rumah tangga yang menyusut.
Kesulitan warga pedesaan
Sekitar 160km dari ibu kota Kolombo, terletak Kota Ratnapura yang berlokasi di antara perbukitan subur dan dikelilingi perkebunan karet dan teh.
Salah satu warga kota itu, Karuppaiya, memetik kelapa dari pohonnya demi mencari nafkah. Dia mengantongi 200 rupe (Rp9.900) setiap kali memanjat.
“Harga-harga sangat mahal. Saya juga harus membiayai pendidikan anak-anak saya. Jadi, uang yang tersisa untuk membeli makanan sangat sedikit,” katanya.
Istri Kumar bekerja sebagai penyadap karet, dengan cara memotong alur di kulit pohon karet agar cairan lateks bisa ditampung. Namun, pekerjaan ini terhenti akibat musim hujan.
“Bahkan ketika hujan, saya tidak bisa hanya diam di rumah dan tidak memanjat pohon kelapa. Saya harus menafkahi keluarga saya,” kata Kumar menyadari risiko pekerjaannya.
Di wilayah tetangga di selatan Ratnapura, terdapat klaster pedesaan yang disebut sebagai Palenda. Sekitar 150 keluarga tinggal di wilayah ini, mayoritas adalah petani dan buruh.