ASUNCION - Santiago Pena pada Selasa, (15/8/2023) dilantik sebagai presiden baru Paraguay di Asuncion. Dia berjanji untuk "membangun aliansi" dan menunjukkan "kepemimpinan yang tegas dan etis" selama lima tahun ke depan setelah kemenangan pemilihannya pada April.
Pena mengambil sumpah presiden di luar istana pemerintah Asuncion dalam upacara khidmat yang dihadiri oleh para pemimpin Amerika Selatan, raja Spanyol dan Wakil Presiden Taiwan William Lai.
Paraguay adalah salah satu dari sedikit negara yang tersisa yang mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim oleh China.
"Kami akan membangun aliansi dan kerja sama dengan visi geostrategis," kata Pena dalam pidato pelantikannya, sebagaimana dilansir Reuters. Dia menambahkan bahwa hubungan Paraguay dengan Taiwan "adalah contoh dari ini dan semangat persahabatan dan kerja sama Paraguay dengan negara-negara."
Pena, (44), mengamankan kemenangan pemilihan yang solid pada April dan menggantikan Mario Abdo Benitez. Keduanya berasal dari Partai Colorado yang konservatif, yang telah mendominasi politik Paraguay selama tiga perempat abad terakhir.
"Santi", begitu dia sering dipanggil, telah menjanjikan kebijakan ramah bisnis yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja, pajak rendah, dan menarik investasi asing untuk membantu pemulihan ekonomi berbasis pertanian setelah pandemi dan kekeringan yang menghancurkan lebih dari separuh tanaman kedelai tahun lalu. Terlepas dari tekanan dari para petani yang ingin membuka pasar China, dia telah berjanji untuk tetap mempertahankan hubungan diplomatik Paraguay selama puluhan tahun dengan Taiwan.
Dalam pidatonya, Pena mengatakan bahwa dia akan bekerja untuk memerangi korupsi negara, memerangi kemiskinan yang mempengaruhi hampir seperempat penduduk Paraguay, dan meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
"Sukses membuat semua warga Paraguay menjadi lebih baik," kata presiden. "Sudah waktunya untuk membuat kesepakatan untuk mencapai kualitas hidup yang layak didapatkan keluarga Paraguay."
Pena menghadapi tantangan tambahan untuk memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat setelah pemerintah AS menuduh mentor politiknya, mantan Presiden Horacio Cartes, melakukan korupsi. Presiden baru itu menyapa Cartes dengan penuh kasih di awal pidato publiknya.
Pena menjabat sebagai menteri keuangan di bawah Cartes dari 2015 hingga 2017.
Beberapa analis mengatakan Cartes, yang memimpin Partai Colorado, kemungkinan besar akan berpengaruh dalam pemerintahan mendatang, yang memiliki mayoritas di Kongres. Pena "harus memperjelas warisan otonominya," kata ilmuwan politik Milda Rivarola kepada surat kabar lokal Ultima Hora.
"Orang-orang harus merasa bahwa dialah yang memutuskan dan bukan Cartes," kata Rivarola, menambahkan bahwa Penalah yang memutuskan apakah "dia akan menjadi delegasi atau apakah dia akan menjadi presiden."
(Rahman Asmardika)