"Saya memperkirakan pada tahun 2025 setengah dari kapal yang baru dibangun akan dipesan dengan penggerak angin," ujarnya.
"Alasan saya sangat yakin adalah penghematan kami - satu setengah ton bahan bakar per hari. Memiliki empat sayap di kapal, berarti menghemat enam ton bahan bakar, menghemat 20 ton CO2 - per hari. Jumlahnya ssangat masif,” lanjutnya.
Inovasinya berasal dari Inggris tetapi sayapnya sendiri diproduksi di China. Cooper mengatakan kurangnya dukungan pemerintah dalam mengurangi biaya baja impor mencegah perusahaan membuatnya di sini.
"Sayang sekali, saya ingin membangun di Inggris," katanya kepada BBC.
Para ahli mengatakan tenaga angin adalah bidang yang menjanjikan untuk dijelajahi, karena industri perkapalan mencoba mengurangi sekitar 837 juta ton CO2 yang dihasilkannya setiap tahun.
Pada Juli lalu, mereka setuju untuk mengurangi gas yang menghangatkan planet menjadi nol bersih "pada atau sekitar tahun 2050" - sebuah janji yang menurut para kritikus tidak bergigi.
"Tenaga angin dapat membuat perbedaan besar," kata Dr Simon Bullock, peneliti perkapalan di Tyndall Centre, di University of Manchester.
Dia mengatakan bahan bakar baru yang lebih bersih akan membutuhkan waktu untuk muncul "jadi kita harus melakukan segala sesuatunya pada langkah-langkah operasional di kapal yang ada - seperti retrofit kapal dengan layar, layang-layang dan rotor".