“Mengubah tempat suci seperti sekolah menjadi pasar kebencian – tidak ada yang lebih buruk dari ini yang dapat dilakukan seorang guru untuk negara,” cuitnya di Twitter, yang sekarang dikenal sebagai X.
Gandhi juga menyalahkan BJP karena memicu intoleransi beragama.
“Ini adalah minyak tanah yang sama yang disebarkan oleh BJP yang telah membakar seluruh penjuru India,” tulisnya.
“Anak-anak adalah masa depan India – jangan membenci mereka, kita semua harus mengajarkan cinta bersama,” lanjutnya.
Meskipun BJP belum menanggapi komentar Gandhi, mereka telah lama menyatakan bahwa mereka tidak mendiskriminasi kelompok minoritas dan “memperlakukan semua warga negaranya dengan setara.” Saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada Juni lalu, Perdana Menteri (PM) Narendra Modi mengatakan kepada wartawan bahwa “sama sekali tidak ada ruang” untuk diskriminasi di India.
Undang-undang India tidak memiliki definisi undang-undang tentang hukuman fisik yang menargetkan anak-anak, namun hukuman fisik dan pelecehan mental dilarang berdasarkan Undang-Undang Hak Anak atas Pendidikan Gratis dan Wajib di negara tersebut.
Menurut CNN News-18, guru tersebut mengklaim bahwa ayah anak berusia 7 tahun tersebut telah memintanya untuk menghukum anak tersebut, dan menambahkan bahwa dia tidak dapat melakukannya karena dia cacat dan oleh karena itu menyuruh siswa lain untuk mendisiplinkannya.