Dia memperingatkan bahwa kata-kata Paus dapat dianggap sebagai dukungan terhadap nasionalisme dan imperialisme yang menyebabkan perang di Ukraina saat ini.
“Sebagai Gereja, kami ingin menyatakan bahwa dalam konteks agresi Rusia terhadap Ukraina, pernyataan seperti itu menginspirasi ambisi neokolonial negara agresor,” jelasnya.
Pada Selasa (29/8/2023), Vatikan menolak penafsiran kata-kata Paus sebagai pujian terhadap imperialisme.
“Paus bermaksud mendorong kaum muda untuk melestarikan dan mempromosikan semua hal positif dalam budaya besar dan spiritualitas Rusia, dan tentu saja tidak mengagungkan logika imperialis dan kepribadian pemerintah, yang dikutip untuk menunjukkan beberapa periode sejarah yang menjadi acuan,” kata pernyataan Vatikan.
Paus sebelumnya telah dikritik karena beberapa komentarnya tentang perang Rusia di Ukraina.
Dalam sambutannya yang diterbitkan oleh surat kabar Italia La Stampa pada Juni tahun lalu, Paus Fransiskus mengatakan perang tersebut mungkin diprovokasi atau tidak dicegah. Dia mengatakan bahwa sebelum Rusia menginvasi Ukraina, dia bertemu dengan “seorang kepala negara” yang “sangat khawatir tentang pergerakan NATO.”