Spekulasi Terus Berkembang Soal Keberadaan Menhan China yang Menghilang Tanpa Jejak

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 16 September 2023 15:29 WIB
Spekulasi terus berkembang soal Menhan China yang menghilang tanpa jejak (Foto: Bloomberg)
Share :

CHINAKementerian Luar Negeri China pada Jumat (15/9/2023) mengabaikan pertanyaan tentang keberadaan menteri pertahanan negara tersebut, di tengah meningkatnya spekulasi bahwa jenderal yang baru dipromosikan tersebut telah berada di bawah penyelidikan.

Li Shangfu, yang ditunjuk sebagai menteri pertahanan pada Maret lalu, telah absen dari publik selama lebih dari dua minggu, sehingga memicu rumor tentang nasibnya setelah serangkaian perombakan personel yang tidak dapat dijelaskan mengguncang jajaran atas Partai Komunis China yang berkuasa pada musim panas ini.

Mengutip para pejabat Amerika Serikat (AS), Financial Times melaporkan pada Kamis (14/9/2023) malam bahwa pemerintah yakin Li telah diselidiki.

The Wall Street Journal juga melaporkan Li dibawa pergi pekan lalu oleh pihak berwenang untuk diinterogasi, mengutip seseorang yang dekat dengan pengambilan keputusan di Beijing. Tak satu pun dari laporan tersebut menyebutkan alasan penyelidikan tersebut.

Ketika ditanya tentang situasi Li pada konferensi pers reguler pada Jumat (15/9/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan tidak mengetahui situasinya.

Pertanyaan mengenai keberadaan Li menyusul hilangnya Qin Gang yang tidak dapat dijelaskan, yang secara dramatis digulingkan sebagai menteri luar negeri Tiongkok pada akhir Juli lalu setelah menghilang dari pandangan publik selama sebulan.

Qin, yang baru menjabat sebagai menteri luar negeri selama tujuh bulan, tetap mempertahankan posisi anggota dewan negara – peran senior dalam kabinet Tiongkok yang juga dipegang oleh Li.

Di situs pemerintah dan militer Tiongkok, Li masih terdaftar sebagai menteri pertahanan, anggota dewan negara, dan anggota Komisi Militer Pusat (CMC) yang berkuasa di partai tersebut.

Hilangnya Li juga terjadi beberapa minggu setelah perombakan mendadak di militer Tiongkok. Pada bulan Juli, Tentara Pembebasan Rakyat tiba-tiba mengganti dua pemimpin Pasukan Roket – sebuah cabang militer elit yang mengawasi persenjataan nuklir dan rudal balistik negara tersebut. Komandan yang dicopot itu sudah berbulan-bulan tidak terlihat di depan umum.

CNN sedang berusaha menghubungi pejabat AS untuk memberikan komentar.

Ketidakhadiran Li juga menjadi perhatian di kalangan diplomatik. Pekan lalu, Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel menulis di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa Li tidak terlihat di depan umum selama dua minggu.

“Susunan kabinet Presiden Xi sekarang mirip dengan novel Agatha Christie, And Then There Were None. Pertama, Menteri Luar Negeri Qin Gang hilang, lalu komandan Pasukan Roket hilang, dan sekarang Menteri Pertahanan Li Shangfu tidak terlihat di depan umum selama dua minggu,” cuit Emanuel.

Dia menulis dengan tagar “MysteryInBeijingBuilding.”

Hilangnya dua menteri penting secara berturut-turut telah menimbulkan pertanyaan mengenai pemerintahan pemimpin Xi Jinping, yang telah membuat sistem politik Tiongkok semakin buram ketika ia memusatkan kekuasaan dan menegakkan disiplin partai yang ketat.

“Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan keduanya secara eksternal berhadapan dengan komunitas internasional. Kebijakan tersebut berpotensi dihapuskan tanpa penjelasan atau pertimbangan apa pun terhadap persepsi global,” kata Drew Thompson, peneliti senior di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Universitas Nasional Singapura, kepada CNN, pada Jumat (15/9/2023).

“Ini memicu krisis kepercayaan di Tiongkok. Hal ini menggarisbawahi kurangnya transparansi dan sifat pengambilan keputusan yang tidak jelas di Tiongkok,” lanjutnta.

Sebelum dipromosikan menjadi menteri pertahanan, Li adalah kepala Departemen Pengembangan Peralatan CMC yang bertanggung jawab atas pengadaan senjata selama lima tahun sejak 2017. Dalam jabatan tersebut, Li dijatuhi sanksi oleh AS pada 2018 atas pembelian senjata Rusia oleh Tiongkok.

Pada akhir Juli lalu, Departemen Pengembangan Peralatan mengeluarkan pemberitahuan yang menyerukan informasi publik mengenai praktik pengadaan barang dan jasa yang korup sejak 2017, yang bertepatan dengan saat Li bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa.

Li terakhir kali terlihat di depan umum pada tanggal 29 Agustus, ketika ia menyampaikan pidato utama di Forum Perdamaian dan Keamanan Tiongkok-Afrika di Beijing.

Dia terakhir kali melakukan perjalanan ke luar Tiongkok pada pertengahan Agustus dalam perjalanan ke Rusia dan Belarusia. Di Moskow, Li bertemu dengan timpalannya dari Rusia Sergey Shoigu dan memuji hubungan militer antara Tiongkok dan Rusia sebagai “sebuah model kerja sama.” Di Minsk, dia bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Dua minggu lagi tidak bisa tampil di hadapan publik bukanlah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi menteri pertahanan Tiongkok, yang biasanya lebih jarang terlibat di depan publik dibandingkan menteri luar negeri.

Namun hal ini tetap memicu spekulasi, terutama setelah hilangnya dan pemecatan Qin.

Reuters melaporkan denga mengutip para pejabat Vietnam, pekan lalu, Li tiba-tiba menarik diri dari pertemuan tahunan dengan para pemimpin pertahanan Vietnam di sepanjang perbatasan kedua negara. Pertemuan itu ditunda setelah Beijing memberi tahu Hanoi beberapa hari sebelum acara bahwa Li mempunyai kondisi kesehatan.

Kementerian Pertahanan Vietnam mengatakan pada konferensi pers bulan lalu bahwa Li akan memimpin delegasi Tiongkok untuk menghadiri Pertukaran Persahabatan Pertahanan Perbatasan ke-8 pada tanggal 7-8 September. Belum ada pernyataan resmi atau pemberitaan media dari kedua belah pihak mengenai apakah pertemuan itu benar-benar terjadi.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya