Seorang warga bernama Haibullah, 22, terluka dalam serangan itu.
"Semuanya sudah siap di atas panggung. Bom meledak dua menit setelah saya tiba,” terangnya saat berbicara kepada BBC dari ranjang rumah sakitnya di Quetta, ibu kota provinsi Balochistan.
“Semua orang terjatuh karena dampaknya. Kakiku patah,” ujarnya.
Sarfaraz Ahmed Sasoli, berusia 20-an, menjadi bagian dari pengamanan prosesi tersebut. Dia mengatakan, pelaku bom bunuh diri mendekati lokasi tersebut saat para pemimpin agama sedang berkumpul.
“Adik laki-laki dan perempuan saya terluka, begitu pula teman-teman saya. Semua orang di daerah kami memiliki saudara laki-laki, ayah atau anak laki-laki yang terluka,” katanya.
Rumah sakit setempat kewalahan dengan jumlah korban dan pemerintah setempat meminta sumbangan darah melalui media sosial.
Kepala polisi Balochistan Abdul Khaliq Sheikh membenarkan ledakan tersebut adalah ledakan bunuh diri. Dia mengatakan seorang perwira polisi senior terbunuh ketika mencoba menghentikan penyerang.