Kepanikan dan Kebingungan Terjadi di Lokasi Ledakan RS Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 19 Oktober 2023 18:04 WIB
Kebinungan dan kepanikan terjadi di lokasi ledakan RS Gaza (Foto: Reuters)
Share :

GAZA - Pejabat kesehatan Palestina kini mengatakan setidaknya 471 orang tewas akibat ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza pada Selasa (17/10/2023) malam. Mereka menyalahkan serangan udara Israel, namun militer Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket yang dilakukan oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina.

Wartawan BBC Rushdi Abu Alouf mengunjungi lokasi kejadian dan menemukan bahwa petgas terus mengumpulkan bagian tubuh yang bergelimpangan.

Kasur yang berlumuran darah berserakan di halaman rumah sakit Arab Al-Ahli, bersama dengan pakaian dan barang-barang pribadi yang tertinggal dalam kekacauan setelah ledakan dan kebakaran besar yang diakibatkannya.

Di tempat parkir mobil terdekat terdapat bangkai lebih dari selusin mobil yang membara.

Bangunan di sekitarnya juga rusak, tampaknya bopeng akibat pecahan peluru. Namun tidak ada kawah tumbukan besar yang terlihat.

Ada suasana panik, ketika orang-orang kesulitan memahami apa yang terjadi di tempat yang seharusnya dilindungi hukum kemanusiaan internasional.

“Kami meninggalkan rumah untuk datang ke sini,” kata seorang wanita yang selamat dari ledakan tersebut kepada BBC.

“Kami pikir tempat itu akan aman, tapi kemudian dibom,” lanjutnya.

Dokter mengatakan sebagian besar korban adalah beberapa ribu warga sipil yang berlindung di rumah sakit sejak Jumat (13/10/2023). Mereka melarikan diri ke sana setelah militer Israel meminta warga sipil untuk mengungsi di bagian utara Jalur Gaza, seiring dengan peningkatan serangan udara terhadap kelompok militan Hamas.

Banyak yang tinggal di dalam halaman adalah orang lanjut usia atau lemah, tidak dapat berangkat ke selatan karena tidak memiliki akses transportasi.

Seorang saksi mengatakan bahwa mereka sedang duduk di tanah ketika tanah diguncang oleh ledakan besar.

Orang-orang dari seluruh Jalur Gaza segera tiba di lokasi kejadian untuk mencoba membantu. Mereka mengumpulkan mayat-mayat dan mulai mengevakuasi orang-orang yang terluka.

Mereka yang berada dalam kondisi serius dibawa pergi dengan sepeda motor, sedangkan mereka yang tidak mengalami cedera harus berjalan kaki ke Rumah Sakit Shifa yang berjarak 3 km (dua mil).

Pria kedua mengatakan dia mendengar sesuatu sebelum ledakan tetapi tidak tahu apa itu.

Dia menjelaskan bahwa dia kembali ke rumah sakit setelahnya karena tidak ada pilihan lain.

"Ke mana lagi kita bisa pergi? Apakah kita akan berangkat seperti tahun 1948?" tanyanya, mengacu pada perang Arab-Israel pertama, ketika ratusan ribu warga Palestina terpaksa atau mengungsi dari rumah mereka.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun berstatus dilindungi, 20 rumah sakit di wilayah utara, termasuk Al-Ahli Arab, telah menerima perintah untuk mengevakuasi pasien dan stafnya.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut mengatakan perintah tersebut tidak mungkin dilaksanakan, mengingat ketidakamanan saat ini, kondisi kritis banyak pasien, kurangnya ambulans, dan kekurangan tempat tidur di tempat lain, dan memperingatkan bahwa hal ini akan semakin memperburuk bencana kemanusiaan dan kesehatan masyarakat saat ini.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya