Selain situasi diatas - masih ada lagi situasi lain yang lebih mengerikan tentang sikap dan perlakuan rumah sakit terhadap pasien, tentang tugas dan norma moral sebuah rumah sakit dimana secara universal di seluruh dunia bahwa melayani orang sakit apalagi dalam kondisi parah adalah "kewajiban" mendasar sebuah rumah sakit.
Tetapi di sebuah Rumah Sakit di Universitas Hadassah di Yerusalem, ada kasus dimana rumah sakit dengan tegas menolak untuk merawat pasien - seorang.anggota Hammas tertangkap dalam keadaan terluka parah pada malam Selasa (17/10/2023) lalu.
Masih menurut pihak rumah sakit, pejabat keamanan setempat sebetulnya telah berusaha dan mencoba membujuk Rumah sakit untuk menerima pria yang ditangkap pasca serangan Hamas di selatan Israel pada malam hari tersebut.
Namun menurut perugas di rumah sakit, keputusan menolak diambil karena konteks melaksanakan perawatan pengobatan dan tindakan medis akan menyinggung ‘Rasa nasionalisme”.
Rumah sakit juga merasa bahwa memperlakukan teroris Hamas dengan cara merawat - saat ini adalah tindakan yang paling salah. Sampai saat ini rumah sakit masih merawat lebih dari 130 orang yang terluka dari wilayah selatan, namun seluruh keluarga mereka harus tetap berada di dalam bangsal.
Dalam sebuah pernyataan, rumah sakit juga mengatakan bahwa mereka belum dan tidak akan memberikan perawatan apa pun kepada teroris mana pun yang terlibat dalam perang tersebut. Pengumuman Rumah sakit Hadassah ini menyusul pengumuman Menteri Kesehatan Moshe Arbel pekan lalu tentang kebijakan yang menyatakan bahwa rumah sakit secara umum tidak akan menerima teroris.