PYONGYANG - Natal selalu menjadi momen istimewa dan bersejarah, memegang peranan penting dalam kehidupan banyak orang, terlepas dari apakah mereka merayakannya atau tidak. Natal adalah waktu bagi orang-orang untuk berkumpul, menyebarkan kegembiraan, bertukar hadiah, dan menciptakan kenangan berharga, tak terkecuali bagi mereka yang berada di Korea Utara.
BACA JUGA:
Namun perayaan ini harus dibatasi, dikarenakan Korea Utara menjalin hubungan yang tidak ramah dengan perayaan Natal, setelah secara resmi melarang perayaan tersebut pada 2014.
Sebagai tradisi Kristen, perayaan Natal dianggap bersaing dengan ideologi negara, yaitu Juche, yang diperkenalkan oleh mendiang pemimpin Kim Il-Sung.
Menurut North Korea Info, Pemerintah Korea Utara melihat Natal sebagai tanda pengaruh Barat yang perlu dihindari, sejalan dengan upaya negara untuk menjauhkan pengaruh Barat.
Meskipun terdapat laporan tidak terverifikasi pada tahun 2011 yang menyebutkan bahwa perayaan Natal diam-diam diizinkan dengan tampilan hari libur dan dekorasi musiman, pembatasan resmi diberlakukan pada 2014 dengan menyatakan bahwa perayaan tersebut harus dilarang dan barang-barang terkait Natal harus disita dan dimusnahkan.